Siapakah manusia di dalam dunia ini yg tidak butuh uang? Pasti jawabannya : tidak ada! Semua manusia membutuhkan uang.. Uang dibutuhkan utk menjalani hidup, uang jg dibutuhkan utk meningkatkan status sosial di masyarakat.
Berita di telivisi, surat kabar & internet, menegaskan uang sudah menjadi satu kebutuhan hidup yg sangat besar & penting. Sampai akhirnya tertanam pemahaman; tanpa uang manusia tdk bisa bertahan hidup... Sungguh sangat tragis! Dengan uang kehidupan manusia disanjung setinggi langit, bahkan mendptkan tempat terbaik & utama dalam setiap kegiatan/organisasi yg diikutinya.
Mendapati kenyataan ini, saya teringat akan kisah dari anak yg hilang. Ia meminta warisan bagian miliknya dari ayahnya, kemudian menggunakan uangnya utk mengejar kesenangan semata. Ia menghambur-hamburkan uang ayahnya. Akhirnya ia jatuh miskin dan menderita karena kebodohannya. Ia harus menjadi penjaga ternak & makan makanan utk babi demi mempertahankan hidupnya.. Menyedihkan sekali.
Manusia yg cinta akan uang akan menjadi manusia yg bodoh. Firman Tuhan mengatakan, "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka."
Oleh sebab pikiran manusia hanya tertuju kepada uang, dalam hidup manusia tidak ada tempat lagi untuk Tuhan. Padahal sesungguhnya Tuhan adalah sumber segala berkat. Karena tidak ada Tuhan, akibatnya manusia kehilangan kedamaian. Manusia kehilangan kesempatan untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Uang adalah berkat Tuhan.. Kita boleh memiliki uang lebih, tapi jangan jadikan uang tuan atas kehidupan kita. Jangan biarkan hidup kita jauh dari Tuhan karena mengejar uang. Gunakanlah uang dengan bijak, jadikanlah uang sebagai alat/sarana untuk kita memuliakan nama Tuhan, dengan membantu pekerjaan-pekerjaan Tuhan menyantuni yatim piatu, janda miskin, orang sakit, korban bencana alam dan sebagainya, dan Tuhan pasti akan lebih memberkati kita.
Tetaplah fokus kepada Tuhan sebagai sumber berkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar