WELCOME

Kamis, 29 Mei 2014

Longing


" Seorang perempuan bercerita tentang mendiang suaminya. Ia menyatakan penghargaan atas hal-hal sederhana yang dilakukan sang suami ketika masih hidup. Ketika kondisi sang suami bertambah parah, dengkuran dan bunyi kentut, yang biasanya dianggap menjengkelkan, menjadi tanda bahwa suaminya masih hidup. Sekarang, menjelang tidur, ia merindukan bebunyian itu sambil mengenang mendiang suaminya. 
"Untuk segala sesuatu ada masanya, " begitu kata Pengkhotbah. Ada waktu untuk menangis, tertawa, meratap, dan menari. Empat hal tersebut juga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Ada saja peristiwa, baik secara pribadi maupun bersama keluarga, yang membuat kita mengucurkan air mata atau terbahak-bahak. Pada kesempatan lain, kesedihan yang mendalam membuat kita meratap. Namun, kita juga mendapat kesempatan untuk menari karena mengalami perkara yang membahagiakan. Setiap orang hendaknya bersiap untuk menerima "giliran" dalam keempat hal tersebut.
Kelak ketika kita berpisah dengan orang yang kita kasihi, entah penyesalan entah kenangan manis yang melekat, tergantung pada apa yang kita lakukan sekarang. Selama masih ada waktu, bahkan untuk hal yang " MENJENGKELKAN ", belajarlah menikmatinya.... Kelak, mungkin hal itulah yang justru kita rindukan. Mari belajar untuk mencintai, menghargai, dan bersyukur atas keberadaan orang-orang terdekat kita...."

Ecclesiastes 3. 1-15